السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sifat orang munafik dalam urusan ibadah adalah Senang Dengan Kemaksiatan Orang yang beriman bisa saja terjatuh dalam kemaksiatan karena mengikuti hawa nafsunya, akan tetapi dia akan segera bertaubat dan memperbaiki diri, sebagaimana Rosulullah Shallullahu Alaihi Wassalam bersabda :
"Setiap bani Adam sering melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang sering berbuat kesalahan adalah orang yang mau bertaubat" (HR. At-Tirmidzi no. 2499, Ibnu Majah no. 4251, Al Hakim 4/244)
Dia akan menyesali dan merasa berat dengan dosa yang dia lakukan, sebagaimana perkataan Ibnu mas'ud :
"Seorang mukmin melihat dosa-dosanya seperti berada dibawah gunung dan dia takut gunung itu akan menimpanya,sedangkan orang fajir, dia melihat dosa-dosanya seperti melihat lalatnya hinggap di hidungnya dengan sekali kibasan maka lalat itu akan pergi" (HR. At-Tirmidzi no. 2497)
Ini berbeda dengan orang munafik yang bersukaria dan merasa nyaman dengan perbuatan dosa dan maksiatnya. Padahal menampakan perbuatan maksiat dan merasa senang dengannya adalah bentuk kemaksiatan tersendiri yang akan ditambahkan dosannya dengan kemaksiatan pertama.
Rosulullah Shallullahu Alaihi Wassalam bersabda :
"Jika perbuatan baikmu membuatmu gembira dan akan perbuatan burukmu membuatmu bersedih, berarti kamu seorang Mukmin" (HR Ahmad 5/552, Ibnu Majjah 1/200, Al-Hakim 1/14)
Allah Azza Wa Jalla menyebutkan tentang orang-orang munafik :
At-Taubah : 81
Those who remained behind rejoiced in their staying [at home] after [the departure of] the Messenger of Allah and disliked to strive with their wealth and their lives in the cause of Allah and said, 'Do not go forth in the heat." Say, "The fire of Hell is more intensive in heat" - if they would but understand.
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka mengetahui.
Mereka senang dengan ikut jihad bersama Rosulullah Shallullahu Alaihi Wassalam dan bahan itulah yang mereka inginkan. Ini menunjukan lemahnya keimanan atau bahkan hilangnya keimanan dari dada mereka. Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa mengkoreksi dan memperbaiki keimanan agar jangan sampai terjatuh kepada sifat kemunafikan ini.
https://quran.com
http://quranterjemah.com
Majalah As-Sunnah - Edisi 12 Jumadil Akhir 1437 H - April 2016 M
0 komentar:
Posting Komentar